PAPER
GEOLOGI LAUT
SISTEM
“GEOLOGI” DI BULAN
Paper
ini dibuat untuk memenuhi tugas dari matakuliah geologi laut
Disusun Oleh :
ARNUDIN
230210110044
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2012
ABSTRAK
Bulan sebagai satu – satunya satelit alam bumi telah
menyimpan berbagai misteri yang belum dapat dipecahkan hingga saat ini. Keingintahuan
para ilmuwan terhadap bulan menghasilkan berbagai teori yang semakin berkembang
seiring munculnya teori-teori baru. Struktur bulan terdiri dari Kerak, Mantel,
dan Inti. Bulan tidak
memiliki atmosfer dan udara serta air yang kemungkinan jumlahnya sedikit.
Pembentukan batuan (pelapukan) di bulan dipengaruhi oleh angin Matahari dan
radiasi kosmik. Kecepatan pelapukan di bulan jauh lebih lambat dibanding
pelapukan di Bumi. Aktivitas vulkanik yang pernah terjadi di bulan turut
mempengaruhi batuan di bulan, seperti gunug berapi silikat. Sejumlah pendapat pun mulai
menyatakan pandangan bahwa bulan sebenarnya merupakan bagian dari planet
bumi yang terpecah pada miliaran tahun yang lalu karena proses kimiawi dan
geologinya hampir sama.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bulan sebagai satu – satunya satelit alam bumi telah
menyimpan berbagai misteri yang belum dapat dipecahkan hingga saat ini. Keingintahuan
para ilmuwan terhadap bulan menghasilkan berbagai teori yang semakin berkembang
seiring munculnya teori-teori baru. Keberadaan teori-teori tersebut hanyalah
sebuah hipotesa yang lambat laun akan terus terbantahkan oleh hipotesa baru.
Berbagai fenomena-fenomena di permukaan bulan juga menjadi hal yang sangat
sering diteliti oleh para ilmuwan. Walaupun kita melihat bahwa Bulan sangat
indah dari Bumi, tetapi sebenarnya permukaannya tidak rata, melainkan penuh
kawah-kawah. permukaan bulan yang tidak rata dan penuh kawah-kawah tersebut
menjadi salah satu yang dapat dijadikan objek dalam meneliti sistem “geologi”
di bulan. walaupun namanya sistem geologi tetapi ini di bulan sehingga kurang
relevan disebut sebagai sistem geologi karena secara etimologi geologi artinya
geo = bumi dan logos = ilmu jadi ilmu bumi sedangkan sekarang objeknya bukan
bumi melainkan bulan.
Sistem “geologi” di bulan sangat erat kaitannya dengan
siklus batuan yang terjadi di bulan dan batuan yang terdapat di bulan dapat
menjawab bagaimana struktur “geologi” dari bulan itu sendiri. Apabila melihat
dari komponen dan jenis batuan di bulan, maka kita dapat mengetahui apakah di
bulan terjadi proses “geologi” seperti di bumi. Salah satu proses geologi yang
terjadi di bumi adalah proses sedimentasi, dan apakah di bualan terjadi juga
seperti di bumi ?. Hal tersebut akan di bahas melalui paper ini sehingga dapat
diketahui bagaimana sistem “geologi “ yang terjadi di bulan.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Struktur Bulan
Ternyata berdasarkan sensor seismik, bulan memiliki inti
cair serupa dengan Bumi. Informasi ini berdasarkan sinyal dari sensor seismik
kiri permukaan bulan yang tertangkap oleh ASTRONOT Appolo pada 1971. Ilmuwan
NASA berhasil menerapkan teknik seismologi kontemporer lewat data dari sensor
yang ditempatkan oleh program luar angkasa AS.
Studi terbaru itu menunjukakn bahwa bulan memiliki inti yang
solid mengandung zat besi yang kaya dengan radius hingga 150 mil. Materi ini
berbentuk cair, terutama inti luar besi yang menggapai hingga radius 205 mil.
Yang berbeda dengan Bumi, inti cair bulan memiliki lapisan pembatas di
sekitarnya dengan jarak setidaknya 300 mil. Pengungkapan terperinci dari inti
bulan sangat penting untuk mengembangkan model akurat dari pembentukan Bulan.
Struktur bulan terdiri dari Kerak, Mantel, dan Inti. Kerak
Bulan terdiri dari batuan granit dan mineral kalsium, dengan ketebalan antara
48 - 74 km. Dibawah kerak terdapat mantel yang tebal, terdiri dari banyak
mineral silikat dan sedikit logam, yaitu besi. Inti Bulan memiliki bagian dalam
yang keras, dengan ketebalan 240 km, dan bagian luar yang cair dengan ketebalan
300 km. Inti Bulan kaya akan besi. Inti Bulan dikelilingi oleh suatu lapisan
kental dengan ketebalan 500 km.
Sampai sekarang, proses terbentuknya Bulan masih dalam taraf
Hipotesis atau dugaan. Tapi, sebagian besar ilmuwan setuju dengan hipotesis
bahwa bulan adalah bagian Bumi yang terpisah akibat tabrakan dengan sebuah
asteroid yang sangat besar. Tabrakan itu terjadi pada masa awal pembentukan
Bumi, yaitu sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Pecahan bumi yang terlempar
membentuk cincin puing dan debu, yang kemudian perlahan-lahan berkumpul dan
memadat membentuk Bulan.
Gambar 1. Perbandingan Struktur Bulan (kiri) dan Struktur Bumi (kanan) (sumber:
http://belajar-baek.blogspot.com)
Di bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang
terdapat di permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid.
Ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan yang
menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan masih utuh. Di
antara kawah terbesar adalah Clavius dengan diameter 230 kilometer dan sedalam
3,6 kilometer. Ketidakadaan udara juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat
terdengar di Bulan. Dengan demikian, bulan tidak cocok untuk kehidupan manusia
yang memerlukan udara dan air untuk hidup, kecuali melalui teknologi cangih
sehingga manusia dapat beradaptasi dengan kodisi bulan yang bisa di bilang
ekstrem.
2. Komponen Batuan di Bulan
Salah satu tempat di bulan yang dapat dijadikan tempat untuk
meneliti siklus batuan di bulan adalah Dataran tinggi Aristarchus. Dataran
tinggi Aristarchus adalah salah satu tempat yang secara geologis paling beragam
di bulan: dataran yang secara misterius
terangkat, rille atau alur raksasa yang diukir oleh pencurahan besar lava,
daerah abu vulkanik, dan semua itu dikelilingi oleh batuan basal yang besar dan
masif.
Para ilmuwan menemukan tiga mineral yang sebelumnya tidak
diketahui dalam sampel yang dikumpulkan dari batuan beku bulan, yaitu:
armalcolite, pyroxferroite, dan tranquillityite. Dua mineral yang pertama
kemudian ditemukan di bumi dalam satu dekade terakhir, namun tranquillityite
tetap tersembunyi selama lebih dari 40 tahun terakhir. Tim memeriksa batuan
beku di Australia Barat, khususnya daerah yang tidak mengalami perubahan
metamorfosa besar di bumi, karena tranquillityite mudah untuk berubah menjadi
mineral lain bila terkena panas maupun tekanan yang berlebihan. Tim peneliti
mampu mengonfirmasi penemuan tranquillityite dengan menembakkan elektron
berkecepatan tinggi melalui sampel batuan. Tranquillityite menyebarkan elektron
dalam pola unik yang mencerminkan pola yang sama dengan sampel mineral yang
diambil dari bulan. Selama ini ilmuwan beranggapan bahwa tranquillityite adalah
mineral khas dari bulan, sehingga menimbulkan sebuah pemikiran bahwa proses
kimiawi dan geologi di bulan sebenarnya sama dengan di bumi. Sejumlah pendapat
pun mulai menyatakan pandangan bahwa bulan sebenarnya merupakan bagian dari
planet bumi yang terpecah pada miliaran tahun yang lalu.
Para ilmuwan juga menemukan sebuah 'titik panas' atau gunung
berapi di sisi jauh Bulan. Hal ini menunjukan bahwa Bulan sudah lebih aktif
secara geologi dari dugaan sebelumnya. Titik panas yang dimaksudkan ilmuwan
adalah konsentrasi unsur radioaktif thorium, yang berada antara Compton dan
kawah Belkovich di Bulan. Titik tersebut pertama kali terdeteksi oleh Lunar
Prespektor spectrometer sinar gamma pada tahun 1998. Tapi pengamatan baru
dengan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) yang menggunakan optical kamera,
menunjukan bahwa itu bukan gunung berapi biasa, namun ini merupakan gunung
berapi silikat (senyawa yang mengandung muatan listrik negatif) yang langka.
"Ini sangat tidak biasa. Ditemukan banyak gunung dan setengah diantaranya
kaya akan silikat. Ini karena Bulan tidak seperti Bumi yang tidak memproses
ulang bahan batuan dengan cara berkonsentrasi pada silikat," ujar Bradley
Jolliff, dari Washington University di St Louis, pimpinan tim yang menganalisa
gambar LRO. "Meskipun kita tahu dari analisis langsung sampel batuan bulan
bahwa kebanyakan aktivitas gunung berapi terjadi tiga sampai empat miliar tahun
yang lalu. Kita bisa melihat dari orbit bahwa beberapa masa terbentuknya batuan
basalt baru terjadi sekira satu miliar tahun yang lalu," tambah Jolliff.
3. Sedimentasi di Bulan
Tidak seperti Bumi, permukaan bulan secara terus-menerus
dibombardir oleh mikrometeorit dan angin matahari. Proses pelapukan kimia dan
mekanik dibantu oleh aktivitas biologis menghasilkan sedimen di Bumi,
memperbaiki sejumlah besar karbon dalam keadaan padat. Sedangkan angin matahari
menghasilkan perubahan kimia kecil dalam sedimen bulan, pelapukan kimia secara
signifikan mengubah dan mempengaruhi karakter sedimen bumi. Terutama kelompok balistik
dan elektrostatik dalam transportasi sedimen bulan tetapi sedimen bumi yang
diangkut melalui udara, air, dan es. Sedangkan sedimen bumi terutama menumpuk
di cekungan yang dibuat perlahan oleh gerak tektonik, sedimen bulan disimpan
dalam kawah. Sedimen bulan yang melalui lithifikasi menjadi rendah-energi
gelombang kejut yang sinter dan mengikat biji-bijian klastik ke dalam breksi
regolith. Proses Permukaan dan fitur morfologi di Bulan didominasi oleh kawah
dan deposisi ejecta, sementara di Bumi yang disusun oleh air, es, dan udara. Aktivitas
pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik
dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi.
Di Bumi, batuan sedimen yang paling umum adalah, karena
erosi atmosfer dan air permukaan. Di Bulan tidak ada atmosfer untuk berbicara
dan air sedikit atau tidak ada, dan jenis yang paling umum dari batuan beku
adalah ("batu api terbentuk"). Secara geologis, bahan permukaan bulan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
·
Batuan Maria sebagian besar terdiri dari basal
gelap, yang terbentuk dari pendinginan cepat dari batuan cair dari aliran lava
masif.
·
Batuan Highlands sebagian besar terdiri dari
Anorthosite, yang merupakan jenis batuan beku yang terbentuk ketika lava
mendingin lebih lambat daripada dalam kasus basal. Hal ini menyiratkan bahwa
batu-batu dari Maria dan Highlands didinginkan pada tingkat yang berbeda dari
keadaan cair dan jadi terbentuk di bawah kondisi yang berbeda
·
Breksi, yang merupakan fragmen batuan yang
berbeda dipadatkan dan dilas bersama-sama oleh dampak meteor, ditemukan di
Maria dan dataran tinggi, tetapi lebih sering terjadi di keduanya.
·
Tanah Lunar mengandung gelembung-gelembung kaca
tidak umum ditemukan di Bumi. Ini mungkin terbentuk dari panas dan tekanan yang
dihasilkan oleh dampak meteor.
PEMBAHASAN
Bulan yang merupakan satelit dari bumi sangat mempunyai
keterikatan tersendiri dengan bumi sehingga keduanya saling berhubungan dan
membentuk sistem yang kompleks. Dilihat dari susunan struktur keduanya hampir
sama, walaupun berbeda dari segi komponen dan jenis ketebalan masing-masing
pada setiap lapisan. Struktur bulan terdiri dari Kerak, Mantel, dan Inti.
Hampir sama seperti struktur bumi yang terdiri dari Kerak, Mantel, dan Inti,
tetapi bedanya ada lapisan hidrosfer dan lapisan litosfer yang membentuk
lempeng-lempeng tektonik di bumi. Kerak Bulan terdiri dari batuan granit dan
mineral kalsium, dengan ketebalan antara 48 - 74 km. Dibawah kerak terdapat
mantel yang tebal, terdiri dari banyak mineral silikat dan sedikit logam, yaitu
besi. Inti Bulan memiliki bagian dalam yang keras, dengan ketebalan 240 km, dan
bagian luar yang cair dengan ketebalan 300 km. Inti Bulan kaya akan besi. Inti
Bulan dikelilingi oleh suatu lapisan kental dengan ketebalan 500 km.
Berdasarkan strukturnya, pembentukan batuan di bulan dapat
terjadi , walaupun membutuhkan waktu yang lama karena di bulan tidak adanya
faktor-faktor yang dapat mempercepat pembentukan batuan layaknya di bumi. salah
satu faktor yang mempengaruhinya adalah keberadaan air dan udara. Sedangkan di
bulan hampir tidak ditemukan kedua faktor tersebut, kecuali air yang katanya
ada di bulan ( penelitian dari misi apollo oleh NASA). Ada hal lain yang dapat
membentuk batuan di bulan seperti adanya aktivitas vulkanik di bulan. Aktivitas
vulkanik di bulan terjadi karena aktivitas gunung berapi walaupun aktivitas
tersebut sekarang tidak terlihat secara jelas, akibat aktivitas tersebut
menyebabkan batuan di bulan dapat terbentuk. Berdasarkan pengamatan baru dengan
Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) yang menggunakan optical kamera, menunjukan
bahwa gunung berapi bukan gunung berapi biasa, namun ini merupakan gunung
berapi silikat (senyawa yang mengandung muatan listrik negatif) yang langka.
Dataran tinggi Aristarchus adalah salah satu tempat yang
secara geologis paling beragam di bulan: dataran yang secara misterius terangkat, rille atau
alur raksasa yang diukir oleh pencurahan besar lava, daerah abu vulkanik, dan
semua itu dikelilingi oleh batuan basal yang besar dan masif. Sampel yang
dikumpulkan dari batuan beku bulan, yaitu: armalcolite, pyroxferroite, dan
tranquillityite. Dan Mineral tranquillityite juga ditemukan di bumi. Selama ini
ilmuwan beranggapan bahwa tranquillityite adalah mineral khas dari bulan,
sehingga menimbulkan sebuah pemikiran bahwa proses kimiawi dan geologi di bulan
sebenarnya sama dengan di bumi. Menurut Bradley
Jolliff, dari Washington University di St Louis, Ditemukannya banyak gunung dan
setengah diantaranya kaya akan silikat membuat bulan berbeda dengan bumi dalam memproses
ulang bahan batuan, melainkan dengan cara berkonsentrasi pada silikat.
Proses yang mendukung pembentukan batuan adalah proses sedimentasi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di bulan juga terjadi proses
sedimentasi diketahui dari proses pelapukan batuan di bulan. Sedimen bulan yang
melalui lithifikasi menjadi rendah-energi gelombang kejut yang sinter dan
mengikat biji-bijian klastik ke dalam breksi regolith. Sehingga membuat bulan
mengalami Aktivitas pelapukan yang dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik
dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi.
KESIMPULAN
v
Struktur bumi dan bulan hampir sama, tetapi yang
membedakan adalah segi komponen dari batuan dan jenis ketebalan masing-masing
pada setiap lapisan.
v
Bulan tidak memiliki atmosfer dan udara serta
air yang kemungkinan jumlahnya sedikit sehingga , bulan tidak cocok untuk
kehidupan manusia yang memerlukan udara dan air untuk hidup bebas layaknya di
bumi.
v
Pembentukan batuan (pelapukan) di bulan
dipengaruhi oleh angin Matahari dan radiasi kosmik.
v
Bulan mengalami proses sedimentasi juga layaknya
di bumi , tetapi prosesnya lebih lambat dilihat dari faktor yang mempengaruhi
sehingga kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi.
v
Aktivitas vulkanik yang pernah terjadi di bulan
turut mempengaruhi batuan di bulan, seperti gunung berapi silikat (senyawa yang
mengandung muatan listrik negatif) yang langka dan silikat adalah komponen
pembentuk batuan basalt.
v
Sejumlah pendapat pun mulai menyatakan pandangan
bahwa bulan sebenarnya merupakan bagian dari planet bumi yang terpecah pada
miliaran tahun yang lalu karena proses kimiawi dan geologinya hampir sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2008. Fakta mengenai Bulan. http://rajabulan.blogspot.com/2008
_11_01_archive.html Diakses pada tanggal 28 Desember 2012
Anonim.
2012. Bulan Tak Seindah Puisi. http://galaksibimasakti.blogdetik.com
/2012/06/05/bulan-tak-seindah-puisi/ Diakses pada tanggal 28 Desember 2012
Anonim.
2012. Struktur Bulan. http://belajar-baek.blogspot.com/2012/11/struktur-bulan.html
Diakses pada tanggal 28 Desember 2012
Anonim.
(tahun tidak diketahui). Surface
Properties of the Moon. http://csep10.phys.utk.edu /astr161/lect/moon/moon_surface.html
diakses pada tanggal 2 desember 2012
Basu,
Abhijit and Emanuela Molinaroli. 1999. Sediments
Of The Moon And Earth As End-Members For Comparative Planetology. http://link.springer.com/article/10.1023/A:1017018621548?LI=true
Diakses pada tanggal 2 Desember 2012
Saputro,
Adi. 2011. Gunung Berapi 'Silikat'
Ditemukan di Bulan. http://www.astronomi.us/2011/08/gunung-berapi-silikat-ditemukan-di.html
Diakses pada tanggal 1 Desember 2012
Saputro,
Adi. 2012. Tranquillityite Perkuat Teori
Bahwa Dahulu Bulan Bagian Dari Bumi. http://www.astronomi.us/2012/03/tranquillityite-perkuat-teori-bahwa.html
Diakses pada tanggal 1 Desember 2012
Saputro,
Adi. 2012. Melihat dari Dekat Kawah
Aristarchus di Bulan. http://www.astronomi.us/2012/05/melihat-dari-dekat-kawah-aristarchus-di.html
Diakses pada tanggal 1 Desember 2012