Jumat, 21 Desember 2012

PAPER GEOLOGI LAUT SISTEM “GEOLOGI” DI BULAN


PAPER GEOLOGI LAUT
SISTEM “GEOLOGI” DI BULAN
Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas dari matakuliah geologi laut


Disusun Oleh :
ARNUDIN
230210110044



                                                                               





UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR

2012

 

ABSTRAK



         Bulan sebagai satu – satunya satelit alam bumi telah menyimpan berbagai misteri yang belum dapat dipecahkan hingga saat ini. Keingintahuan para ilmuwan terhadap bulan menghasilkan berbagai teori yang semakin berkembang seiring munculnya teori-teori baru. Struktur bulan terdiri dari Kerak, Mantel, dan Inti. Bulan tidak memiliki atmosfer dan udara serta air yang kemungkinan jumlahnya sedikit. Pembentukan batuan (pelapukan) di bulan dipengaruhi oleh angin Matahari dan radiasi kosmik. Kecepatan pelapukan di bulan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi. Aktivitas vulkanik yang pernah terjadi di bulan turut mempengaruhi batuan di bulan, seperti gunug berapi silikat. Sejumlah pendapat pun mulai menyatakan pandangan bahwa bulan sebenarnya merupakan bagian dari planet bumi yang terpecah pada miliaran tahun yang lalu karena proses kimiawi dan geologinya hampir sama.

 






PENDAHULUAN



Latar Belakang


          Bulan sebagai satu – satunya satelit alam bumi telah menyimpan berbagai misteri yang belum dapat dipecahkan hingga saat ini. Keingintahuan para ilmuwan terhadap bulan menghasilkan berbagai teori yang semakin berkembang seiring munculnya teori-teori baru. Keberadaan teori-teori tersebut hanyalah sebuah hipotesa yang lambat laun akan terus terbantahkan oleh hipotesa baru. Berbagai fenomena-fenomena di permukaan bulan juga menjadi hal yang sangat sering diteliti oleh para ilmuwan. Walaupun kita melihat bahwa Bulan sangat indah dari Bumi, tetapi sebenarnya permukaannya tidak rata, melainkan penuh kawah-kawah. permukaan bulan yang tidak rata dan penuh kawah-kawah tersebut menjadi salah satu yang dapat dijadikan objek dalam meneliti sistem “geologi” di bulan. walaupun namanya sistem geologi tetapi ini di bulan sehingga kurang relevan disebut sebagai sistem geologi karena secara etimologi geologi artinya geo = bumi dan logos = ilmu jadi ilmu bumi sedangkan sekarang objeknya bukan bumi melainkan bulan.

        Sistem “geologi” di bulan sangat erat kaitannya dengan siklus batuan yang terjadi di bulan dan batuan yang terdapat di bulan dapat menjawab bagaimana struktur “geologi” dari bulan itu sendiri. Apabila melihat dari komponen dan jenis batuan di bulan, maka kita dapat mengetahui apakah di bulan terjadi proses “geologi” seperti di bumi. Salah satu proses geologi yang terjadi di bumi adalah proses sedimentasi, dan apakah di bualan terjadi juga seperti di bumi ?. Hal tersebut akan di bahas melalui paper ini sehingga dapat diketahui bagaimana sistem “geologi “ yang terjadi di bulan.

TINJAUAN PUSTAKA



1.      Struktur Bulan

     Ternyata berdasarkan sensor seismik, bulan memiliki inti cair serupa dengan Bumi. Informasi ini berdasarkan sinyal dari sensor seismik kiri permukaan bulan yang tertangkap oleh ASTRONOT Appolo pada 1971. Ilmuwan NASA berhasil menerapkan teknik seismologi kontemporer lewat data dari sensor yang ditempatkan oleh program luar angkasa AS.

       Studi terbaru itu menunjukakn bahwa bulan memiliki inti yang solid mengandung zat besi yang kaya dengan radius hingga 150 mil. Materi ini berbentuk cair, terutama inti luar besi yang menggapai hingga radius 205 mil. Yang berbeda dengan Bumi, inti cair bulan memiliki lapisan pembatas di sekitarnya dengan jarak setidaknya 300 mil. Pengungkapan terperinci dari inti bulan sangat penting untuk mengembangkan model akurat dari pembentukan Bulan.

        Struktur bulan terdiri dari Kerak, Mantel, dan Inti. Kerak Bulan terdiri dari batuan granit dan mineral kalsium, dengan ketebalan antara 48 - 74 km. Dibawah kerak terdapat mantel yang tebal, terdiri dari banyak mineral silikat dan sedikit logam, yaitu besi. Inti Bulan memiliki bagian dalam yang keras, dengan ketebalan 240 km, dan bagian luar yang cair dengan ketebalan 300 km. Inti Bulan kaya akan besi. Inti Bulan dikelilingi oleh suatu lapisan kental dengan ketebalan 500 km.
       
         Sampai sekarang, proses terbentuknya Bulan masih dalam taraf Hipotesis atau dugaan. Tapi, sebagian besar ilmuwan setuju dengan hipotesis bahwa bulan adalah bagian Bumi yang terpisah akibat tabrakan dengan sebuah asteroid yang sangat besar. Tabrakan itu terjadi pada masa awal pembentukan Bumi, yaitu sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Pecahan bumi yang terlempar membentuk cincin puing dan debu, yang kemudian perlahan-lahan berkumpul dan memadat membentuk Bulan.


Gambar 1. Perbandingan Struktur Bulan (kiri) dan Struktur Bumi (kanan) (sumber: http://belajar-baek.blogspot.com)

        Di bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terdapat di permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid. Ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan masih utuh. Di antara kawah terbesar adalah Clavius dengan diameter 230 kilometer dan sedalam 3,6 kilometer. Ketidakadaan udara juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat terdengar di Bulan. Dengan demikian, bulan tidak cocok untuk kehidupan manusia yang memerlukan udara dan air untuk hidup, kecuali melalui teknologi cangih sehingga manusia dapat beradaptasi dengan kodisi bulan yang bisa di bilang ekstrem.

2.    Komponen Batuan di Bulan

        Salah satu tempat di bulan yang dapat dijadikan tempat untuk meneliti siklus batuan di bulan adalah Dataran tinggi Aristarchus. Dataran tinggi Aristarchus adalah salah satu tempat yang secara geologis paling beragam di bulan: dataran  yang secara misterius terangkat, rille atau alur raksasa yang diukir oleh pencurahan besar lava, daerah abu vulkanik, dan semua itu dikelilingi oleh batuan basal yang besar dan masif.
      Para ilmuwan menemukan tiga mineral yang sebelumnya tidak diketahui dalam sampel yang dikumpulkan dari batuan beku bulan, yaitu: armalcolite, pyroxferroite, dan tranquillityite. Dua mineral yang pertama kemudian ditemukan di bumi dalam satu dekade terakhir, namun tranquillityite tetap tersembunyi selama lebih dari 40 tahun terakhir. Tim memeriksa batuan beku di Australia Barat, khususnya daerah yang tidak mengalami perubahan metamorfosa besar di bumi, karena tranquillityite mudah untuk berubah menjadi mineral lain bila terkena panas maupun tekanan yang berlebihan. Tim peneliti mampu mengonfirmasi penemuan tranquillityite dengan menembakkan elektron berkecepatan tinggi melalui sampel batuan. Tranquillityite menyebarkan elektron dalam pola unik yang mencerminkan pola yang sama dengan sampel mineral yang diambil dari bulan. Selama ini ilmuwan beranggapan bahwa tranquillityite adalah mineral khas dari bulan, sehingga menimbulkan sebuah pemikiran bahwa proses kimiawi dan geologi di bulan sebenarnya sama dengan di bumi. Sejumlah pendapat pun mulai menyatakan pandangan bahwa bulan sebenarnya merupakan bagian dari planet bumi yang terpecah pada miliaran tahun yang lalu.

      Para ilmuwan juga menemukan sebuah 'titik panas' atau gunung berapi di sisi jauh Bulan. Hal ini menunjukan bahwa Bulan sudah lebih aktif secara geologi dari dugaan sebelumnya. Titik panas yang dimaksudkan ilmuwan adalah konsentrasi unsur radioaktif thorium, yang berada antara Compton dan kawah Belkovich di Bulan. Titik tersebut pertama kali terdeteksi oleh Lunar Prespektor spectrometer sinar gamma pada tahun 1998. Tapi pengamatan baru dengan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) yang menggunakan optical kamera, menunjukan bahwa itu bukan gunung berapi biasa, namun ini merupakan gunung berapi silikat (senyawa yang mengandung muatan listrik negatif) yang langka. "Ini sangat tidak biasa. Ditemukan banyak gunung dan setengah diantaranya kaya akan silikat. Ini karena Bulan tidak seperti Bumi yang tidak memproses ulang bahan batuan dengan cara berkonsentrasi pada silikat," ujar Bradley Jolliff, dari Washington University di St Louis, pimpinan tim yang menganalisa gambar LRO. "Meskipun kita tahu dari analisis langsung sampel batuan bulan bahwa kebanyakan aktivitas gunung berapi terjadi tiga sampai empat miliar tahun yang lalu. Kita bisa melihat dari orbit bahwa beberapa masa terbentuknya batuan basalt baru terjadi sekira satu miliar tahun yang lalu," tambah Jolliff.

3.      Sedimentasi di Bulan

           Tidak seperti Bumi, permukaan bulan secara terus-menerus dibombardir oleh mikrometeorit dan angin matahari. Proses pelapukan kimia dan mekanik dibantu oleh aktivitas biologis menghasilkan sedimen di Bumi, memperbaiki sejumlah besar karbon dalam keadaan padat. Sedangkan angin matahari menghasilkan perubahan kimia kecil dalam sedimen bulan, pelapukan kimia secara signifikan mengubah dan mempengaruhi karakter sedimen bumi. Terutama kelompok balistik dan elektrostatik dalam transportasi sedimen bulan tetapi sedimen bumi yang diangkut melalui udara, air, dan es. Sedangkan sedimen bumi terutama menumpuk di cekungan yang dibuat perlahan oleh gerak tektonik, sedimen bulan disimpan dalam kawah. Sedimen bulan yang melalui lithifikasi menjadi rendah-energi gelombang kejut yang sinter dan mengikat biji-bijian klastik ke dalam breksi regolith. Proses Permukaan dan fitur morfologi di Bulan didominasi oleh kawah dan deposisi ejecta, sementara di Bumi yang disusun oleh air, es, dan udara. Aktivitas pelapukan di Bulan sepenuhnya dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi.
     
      Di Bumi, batuan sedimen yang paling umum adalah, karena erosi atmosfer dan air permukaan. Di Bulan tidak ada atmosfer untuk berbicara dan air sedikit atau tidak ada, dan jenis yang paling umum dari batuan beku adalah ("batu api terbentuk"). Secara geologis, bahan permukaan bulan memiliki karakteristik sebagai berikut:
·         Batuan Maria sebagian besar terdiri dari basal gelap, yang terbentuk dari pendinginan cepat dari batuan cair dari aliran lava masif.
·         Batuan Highlands sebagian besar terdiri dari Anorthosite, yang merupakan jenis batuan beku yang terbentuk ketika lava mendingin lebih lambat daripada dalam kasus basal. Hal ini menyiratkan bahwa batu-batu dari Maria dan Highlands didinginkan pada tingkat yang berbeda dari keadaan cair dan jadi terbentuk di bawah kondisi yang berbeda
·         Breksi, yang merupakan fragmen batuan yang berbeda dipadatkan dan dilas bersama-sama oleh dampak meteor, ditemukan di Maria dan dataran tinggi, tetapi lebih sering terjadi di keduanya.
·         Tanah Lunar mengandung gelembung-gelembung kaca tidak umum ditemukan di Bumi. Ini mungkin terbentuk dari panas dan tekanan yang dihasilkan oleh dampak meteor.














PEMBAHASAN



         Bulan yang merupakan satelit dari bumi sangat mempunyai keterikatan tersendiri dengan bumi sehingga keduanya saling berhubungan dan membentuk sistem yang kompleks. Dilihat dari susunan struktur keduanya hampir sama, walaupun berbeda dari segi komponen dan jenis ketebalan masing-masing pada setiap lapisan. Struktur bulan terdiri dari Kerak, Mantel, dan Inti. Hampir sama seperti struktur bumi yang terdiri dari Kerak, Mantel, dan Inti, tetapi bedanya ada lapisan hidrosfer dan lapisan litosfer yang membentuk lempeng-lempeng tektonik di bumi. Kerak Bulan terdiri dari batuan granit dan mineral kalsium, dengan ketebalan antara 48 - 74 km. Dibawah kerak terdapat mantel yang tebal, terdiri dari banyak mineral silikat dan sedikit logam, yaitu besi. Inti Bulan memiliki bagian dalam yang keras, dengan ketebalan 240 km, dan bagian luar yang cair dengan ketebalan 300 km. Inti Bulan kaya akan besi. Inti Bulan dikelilingi oleh suatu lapisan kental dengan ketebalan 500 km.

       Berdasarkan strukturnya, pembentukan batuan di bulan dapat terjadi , walaupun membutuhkan waktu yang lama karena di bulan tidak adanya faktor-faktor yang dapat mempercepat pembentukan batuan layaknya di bumi. salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah keberadaan air dan udara. Sedangkan di bulan hampir tidak ditemukan kedua faktor tersebut, kecuali air yang katanya ada di bulan ( penelitian dari misi apollo oleh NASA). Ada hal lain yang dapat membentuk batuan di bulan seperti adanya aktivitas vulkanik di bulan. Aktivitas vulkanik di bulan terjadi karena aktivitas gunung berapi walaupun aktivitas tersebut sekarang tidak terlihat secara jelas, akibat aktivitas tersebut menyebabkan batuan di bulan dapat terbentuk. Berdasarkan pengamatan baru dengan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) yang menggunakan optical kamera, menunjukan bahwa gunung berapi bukan gunung berapi biasa, namun ini merupakan gunung berapi silikat (senyawa yang mengandung muatan listrik negatif) yang langka.

        Dataran tinggi Aristarchus adalah salah satu tempat yang secara geologis paling beragam di bulan: dataran  yang secara misterius terangkat, rille atau alur raksasa yang diukir oleh pencurahan besar lava, daerah abu vulkanik, dan semua itu dikelilingi oleh batuan basal yang besar dan masif. Sampel yang dikumpulkan dari batuan beku bulan, yaitu: armalcolite, pyroxferroite, dan tranquillityite. Dan Mineral tranquillityite juga ditemukan di bumi. Selama ini ilmuwan beranggapan bahwa tranquillityite adalah mineral khas dari bulan, sehingga menimbulkan sebuah pemikiran bahwa proses kimiawi dan geologi di bulan sebenarnya sama dengan di bumi.  Menurut Bradley Jolliff, dari Washington University di St Louis, Ditemukannya banyak gunung dan setengah diantaranya kaya akan silikat membuat bulan berbeda dengan bumi dalam memproses ulang bahan batuan, melainkan dengan cara berkonsentrasi pada silikat.

       Proses yang mendukung pembentukan batuan adalah proses sedimentasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di bulan juga terjadi proses sedimentasi diketahui dari proses pelapukan batuan di bulan. Sedimen bulan yang melalui lithifikasi menjadi rendah-energi gelombang kejut yang sinter dan mengikat biji-bijian klastik ke dalam breksi regolith. Sehingga membuat bulan mengalami Aktivitas pelapukan yang dikontrol angin Matahari dan radiasi kosmik dengan kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi.

 

 





KESIMPULAN



v  Struktur bumi dan bulan hampir sama, tetapi yang membedakan adalah segi komponen dari batuan dan jenis ketebalan masing-masing pada setiap lapisan.
v  Bulan tidak memiliki atmosfer dan udara serta air yang kemungkinan jumlahnya sedikit sehingga , bulan tidak cocok untuk kehidupan manusia yang memerlukan udara dan air untuk hidup bebas layaknya di bumi.
v  Pembentukan batuan (pelapukan) di bulan dipengaruhi oleh angin Matahari dan radiasi kosmik.
v  Bulan mengalami proses sedimentasi juga layaknya di bumi , tetapi prosesnya lebih lambat dilihat dari faktor yang mempengaruhi sehingga kecepatan pelapukan jauh lebih lambat dibanding pelapukan di Bumi.
v  Aktivitas vulkanik yang pernah terjadi di bulan turut mempengaruhi batuan di bulan, seperti gunung berapi silikat (senyawa yang mengandung muatan listrik negatif) yang langka dan silikat adalah komponen pembentuk batuan basalt.
v  Sejumlah pendapat pun mulai menyatakan pandangan bahwa bulan sebenarnya merupakan bagian dari planet bumi yang terpecah pada miliaran tahun yang lalu karena proses kimiawi dan geologinya hampir sama.



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2008. Fakta mengenai Bulan. http://rajabulan.blogspot.com/2008 _11_01_archive.html Diakses pada tanggal 28 Desember 2012
Anonim. 2012. Bulan Tak Seindah Puisi. http://galaksibimasakti.blogdetik.com /2012/06/05/bulan-tak-seindah-puisi/ Diakses pada tanggal 28 Desember 2012
Anonim. 2012. Struktur Bulan. http://belajar-baek.blogspot.com/2012/11/struktur-bulan.html Diakses pada tanggal 28 Desember 2012
Anonim. (tahun tidak diketahui). Surface Properties of the Moon. http://csep10.phys.utk.edu /astr161/lect/moon/moon_surface.html diakses pada tanggal 2 desember 2012
Basu, Abhijit and Emanuela Molinaroli. 1999. Sediments Of The Moon And Earth As End-Members For Comparative Planetology. http://link.springer.com/article/10.1023/A:1017018621548?LI=true Diakses pada tanggal 2 Desember 2012
Saputro, Adi. 2011. Gunung Berapi 'Silikat' Ditemukan di Bulan. http://www.astronomi.us/2011/08/gunung-berapi-silikat-ditemukan-di.html Diakses pada tanggal 1 Desember 2012
Saputro, Adi. 2012. Tranquillityite Perkuat Teori Bahwa Dahulu Bulan Bagian Dari Bumi. http://www.astronomi.us/2012/03/tranquillityite-perkuat-teori-bahwa.html Diakses pada tanggal 1 Desember 2012
Saputro, Adi. 2012. Melihat dari Dekat Kawah Aristarchus di Bulan. http://www.astronomi.us/2012/05/melihat-dari-dekat-kawah-aristarchus-di.html Diakses pada tanggal 1 Desember 2012