Rabu, 03 Oktober 2012

PENGARUH PALUNG JAWA TERHADAP FENOMENA GEMPA BUMI DI WILAYAH PANTAI BARAT SUMATERA DAN SELATAN JAWA


PENGARUH PALUNG JAWA TERHADAP FENOMENA GEMPA BUMI
DI WILAYAH PANTAI BARAT SUMATERA DAN SELATAN JAWA
 oleh :  ARNUDIN
230210110044


ABSTRAK
Dasar laut terbentuk oleh tabrakan batuan angkasa yang membentuk kawah-kawah, kemudian terisi air. Selanjutnya terjadi pergerakan lempeng tektonik yang membuat morfologi dasar laut berbeda-beda. Pergerakan lempeng yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah penunjaman lempeng samudera (lempeng Hindia-Austarlia ) kedalam lempeng Benua (lempeng Eurasia) atau disebut juga dengan subduksi. Akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut adalah terbentuk Palung Jawa, yang mempengaruhi fenomena gempa bumi di Barat Sumatera dan Selatan Jawa. Aktifitas dan kekuatan seismik di bagian Selatan Jawa relatif lebih kecil daripada di  Barat Sumatera karena  adanya silent zone atau seismic gap.
kata kunci : Dasar laut, Lempeng tektonik , Subduksi , aktivitas seismik

PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan dengan wilayah lautan 2/3 dari luas wilayah Indonesia dan secara fisiografis wilayah Indonesia dibatasi  di sebelah selatan oleh suatu palung laut dalam yang memanjang dan dapat diikuti mulai dari  Burma-Andaman-Sumatra-Jawa hingga ke Kepulauan Banda di bagian Timur Indonesia, yang merupakan jalur penekukan dan penyusupan lempeng Hindia-Australia ke bawah lempeng Asia Tenggara. Proses pergerakan antar lempeng tersebut membuat morfologi dasar laut yang berbeda-beda. Dengan kondisi tersebut melatarbelakangi bahwa indonesia mempunyai keunikan tersendiri sehingga patut diteliti oleh para ahli geologi kelautan. Sama seperti jepang yang sering mengalami gempa bumi, indonesia juga juga kerap dilanda gempa . Gempa yang timbul biasanya terjadi karena pergerakan lempeng-lempeng tektonik di dasar laut. Pergerakan lempeng di dasar laut dapat menghasilkan palung-palung yang berpengaruh terhadap fenomena gempa bumi, salah satu palung yaitu palung jawa yang mempunyai pengaruh terhadap Indonesia. Alasan mengapa palung jawa mempunyai pengaruh adalah pengaruhnya terhadap fenomena seismik yang terjadi di Barat Sumatera dan Selatan Jawa.
ISI
Dasar laut terbentuk karena pada awal proses pembentukan bumi terjadi tabrakan –tabrakan dengan batuan angkasa yang begitu dashyat sehingga permukaaan bumi terbentuk kawah-kawah yang besar , setelah bumi mulai mendingin dan menurunnya aktivitas vulkanis yang berakibat uap air di atmosfer bumi mulai terkondenasasi dan terjadilah hujan yang mengenangi kawah-kawah tersebut. Setelah kondisi bumi relatif stabil, mulai terbentuk lempeng-lempeng yang terus menerus bergerak sehingga mengakibatkan dasar laut yang terbentuk berbeda-beda. Morfologi dasar laut terdiri dari beberapa bagian ,yaitu sebagai berikut :
 •  Ridge dan Rise
Ini adalah suatu bentuk proses peninggian yang terdapat di atas lautsea floor) yang hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan.
•  Trench atau palung
Bagian laut yang terdalam dengan bentuk seperti saluran seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua.
•  Abyssal Plain
Daerah yang relatif tebagi rata dari permukaan bumi yang terdapat dibagian sisi yang mengarah ke daratan.
•  Continetal Island
Beberapa pulau yang menurut sifat geologisnya bagian dari massa tanah daratan benua besar yang kemudian terpisah.
•  Island Arc (kumpulan pulau-pulau)
Kumpulan pulau-pulau seperti indonesia yang mempunyai perbatasan dengan benua.
•  Mid-Oceanic Volcanic Island
Pulau-pulau vulkanik yang terdapat di tengah-tengah lautan. Terdiri dari pulau-pulau kecil, khususnya terdapat di Lautan pasifik.
•  Atol-atol
Daerah yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian besar tenggelam di bawah permukaan
laut dan berbentuk cincin.
•  Seamout dan guyot
Gunung-gunung berapi yang mucul dari dasar lantai lautan tetapi tidak mencapai permukaan laut.
Bentuk Dasar Laut, relief
Gambar 1. Morfologi dasar laut (sumber : http://sumiharjons09.student.ipb.ac.id dikutip dari Stewart, 2006 )

Seperti yang telah dijelaskan diatas palung adalah bagian laut yang terdalam dengan bentuk seperti saluran seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua. Pengertian lain menyebutkan bahwa palung adalah dasar laut yang dalam , memanjang, sempit, dengan lerengnya yang curam. Salah satu palung yang terdapat di Indonesia adalah Palung Jawa.

Palung Jawa, panjang total sekitar 5600 km, terentang mulai dari kepulauan Andaman-Nicobar di barat sampai ke Sumba di timur, memiliki corak yang beragam. Hal ini disebabkan oleh arah penunjaman dan kecepatan lempeng tidak seragam. Palung Jawa terjadi akibat adanya interaksi lempeng samudera (disini lempeng India-Australia yang bergerak ke utara dengan kecepatan 7 cm/tahun ) yang menunjam di bawah lempeng benua (disini Lempeng Eurasia) atau disebut juga dengan subduksi (Gambar 2-A).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1j9fscZtIHxsi00HknkUut4M5YhSn3r9hyphenhyphenfLTWejI2a3nI46j6H-VMW7giaCF8iKoCx-_SRKhddIRXyZcA-EOvTOPYdmFvethbmasVZYPYm0H3zfH40Iea9W5KAT-zPWB5eMrErh6QEBp/s320/Gambar%252B1%2528revised%2529.jpg
Gambar 2. Fisiografi Palung Jawa Selatan  A. Tatanan Tektonik Pulau Jawa ; B. Peta Lokasi Survey Citra Sonar ; C. Lokasi Gunung Bawah Laut ; D. Sebaran Gunung Bawah Laut ; E. Hasil Citra Sonar. ( Sumber : http://geoenviron.blogspot.com )       

Ke arah ujung timur palung Jawa, di bagian Sumba dan Timor, sistem tektonik yang lebih kompleks berkembang disini dimana yang terjadi bukan lagi penunjaman melainkan tumbukan (collision) antara busur Banda dengan tepi barat laut kontinen Australia. Dimensi prisma akresi serta kedalaman palung juga beragam dari barat ke timur seiring dengan berkurangnya ketebalan sedimen pada lempeng samudera yang menunjam. Selat Sunda, yang memisahkan Sumatra dan Jawa, merupakan batas geodinamik yang penting dimana terdapat perubahan sudut penunjaman yang menyolok antara bagian timur dan baratnya.

Di sebelah barat selat Sunda, aktifitas gempa umumnya tidak melebihi kedalaman 200 km sedangkan di sebelah timurnya kedalaman aktifitas gempanya meningkat mendekati 350-500 km. Unsur geodinamik lain yang dapat mempengaruhi dinamika palung adalah kondisi morfologi permukaan lempeng samuderanya. Permukaan lantai samudera bisa relatif halus atau kasar karena adanya tonjolan-tonjolan yang terdiri dari gunung-gunung bawah laut (seamount), pematang tengah samudera, dan plato basalt. Dengan demikian menjadi tidak terhindarkan lagi penunjaman lempeng samudera membawa juga seamount atau bentuk morfologi bawah laut lainnya kedalam palung. Pada palung Jawa yang ada di dearah pantai Selatan Jawa mempunyai dasar laut atau lantai samudera yang tidak rata dengan terdapatnya sejumlah seamount (dengan diameter antara 10 sampai 60 km) yang telah menunjam dengan hadirnya Roo Rise sebagai seamount yang terbesar yang terletak di selatannya. Laju penunjaman lempeng samudera yang terjadi di daerah pantai selatan Jawa terhambat oleh morfologi bawah laut seperti seamount.
Gambar 3 . Kumpulan seamount di sekitar palung Jawa (sumber : http://www.detik77.com )

Gesekan antar lempeng samudera (lempeng India-Australia) dengan lempeng yang menumpang diatasnya yaitu lempeng benua (lempeng Eurasia) dapat menimbulkan aktifitas seismik atau gempa tektonik yang bersumber di permukaan lempeng yang menunjam. Kedalaman sumber gempa tergantung jarak horisontalnya terhadap sumbu palung, makin menjauhi palung ke arah daratan sumber gempa akan semakin dalam (deep earthquke) dan sebaliknya mendekat ke palung gempanya merupakan gempa dangkal (shallow earthquake) (Gambar-4 B). Oleh karena itu distribusi aktifitas seismik secara spasial dan temporal di suatu wilayah mencerminkan dinamika palungnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3GStnS_05gdaDsd4epaRR-y3DLiQnoyV60yRM4ggQWSo38ZNeYlsxeWYlDtDCWZ6AyLekbEAsvr-4XuI9T37apcjPSXVryFQ1vTaNeJgXy4ZUpg-LQpIvdIxiK057IfU7X4vOZDQdSgeb/s320/Gambar%252B2%252B%2528revised%2529+d.jpg

Gambar 4. A. Penampang 3D Fisiografi Palung Jawa ; B. Penampang 3D Palung Sebagai Sumber Gempa (Sumber : http://geoenviron.blogspot.com)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYrdsnYW7uQ8oz70ExXuD1Wp9iU0bL8Sp0ySLkMivoQVv-wuP7H5Ew0-0F8c04kxZKfYfUEK0sFVkAx4jyknEgNzXTpoPIszYpetbEqMs1Lhqz5yBtyb_olo7Zca3PSzjl0vJ6rfMfCWRg/s320/Gambar%252B3%252B%2528revised%2529.jpg
Gambar 5. A. Peta Sebaran Gempa ; B. Peta Sebaran Gempa Besar ; C.Temporal Gempa (Sumber : http://geoenviron.blogspot.com)
Berdasarkan peta distribusi seismisitas (Gambar-5A) dapat diidentifikasi lokasi-lokasi yang paling sering mengalami gempa (ditunjukkan oleh kerapatan titik gempa yang tinggi). Lokasi-lokasi ini terdapat di ujung utara Sumatra, di utara pulau Simeuleu, tenggara Nias, ujung selatan pulau Siberut, selatan Jawa Barat, di selatan Jawa antara 107°-110° BT, dan di baratdaya Sumba. Yang menarik, di Sumatra ternyata seismisitas dangkal yang bersumber dari palung tidak banyak melampar ke daratan (inland), sebaliknya di Jawa secara keseluruhan daratan pulau Jawa lebih sering mengalami gempa dangkal.
                                                   
Dua faktor penyebabnya kemungkinan adalah: Pertama, sumber gempa dangkal di Sumatra lebih berasosiasi dengan aktifitas sesar-mendatar Sumatra; sedangkan di Jawa tidak terdapatnya suatu sistem sesar utama mengakibatkan gempa dangkal yang terjadi berasosiasi dengan aktifitas penunjaman lempeng di palung sehingga lebih mungkin ditransmisikan ke seluruh pulaunya.

Kedua, jarak palung ke daratan di Sumatra lebih jauh dibandingkan dengan yang di Jawa. Sementara itu jalur gunung api aktif (yang biasanya berkaitan dengan kedalaman zona subduksi sekitar 100 km) di pulau Jawa terletak di bagian tengahnya, sedangkan di Sumatra jalur gunung api aktifnya terletak di sisi barat dekat dengan pantai Samudera Hindia. Hal ini menyebabkan aktifitas seismik di bagian kontinen yang dangkal lebih besar di Jawa daripada di Sumatera karena adanya silent zone atau seismic gap .  
                                                                                                       

KESIMPULAN      
Pembentukan dasar laut terjadi karena adanya tabrakan-tabrakan oleh batuan angkasa sehingga membentuk kawah-kawah yang kemudian terisi air. Selanjutnya ketika kondisi bumi mulai stabil , terjadi pergerakan lempeng-lempeng tektonik ,yang kemudian membentuk dasar laut yang berbeda-beda.   Salah satu bentuk dasar laut yang ada di Indonesia adalah palung. Palung adalah dasar laut yang dalam , memanjang, sempit, dengan lerengnya yang curam. Salah satu palung yang terdapat di Indonesia adalah Palung Jawa. Palung Jawa mempunyai pengaruh terhadap peristiwa seismik yang terjadi di Indonesia khususnya wilayah pantai Barat Sumatera dan Selatan Jawa. pembentukannya terjadi karena adanya proses subduksi atau penunjaman lempeng samudera (lempeng Hindia-Austarlia ) kedalam lempeng Benua (lempeng Eurasia). Pada palung Jawa yang ada di dearah pantai Selatan Jawa mempunyai dasar laut atau lantai samudera yang tidak rata dengan terdapatnya sejumlah seamount (dengan diameter antara 10 sampai 60 km) yang telah menunjam dengan hadirnya Roo Rise sebagai seamount yang terbesar yang terletak di selatannya. Laju penunjaman lempeng samudera yang terjadi di daerah pantai selatan Jawa terhambat oleh morfologi bawah laut seperti seamount. Aktifitas dan kekuatan seismik di bagian Selatan Jawa relatif lebih kecil daripada di  Barat Sumatera karena  adanya silent zone atau seismic gap.












DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2011. Mengenal Gunung Berapi Bawah Laut (SeaMount) dan Proses Terbentuknya. http://www.detik77.com/2011/06/mengenal-gunung-berapi-bawah-laut.html diakses pada tanggal 7 September 2012
Budiyanto. 2012.  Catatan Kuliah Pengantar Oseanografi. http://budiyantoug.wordpress.com/2012/04/15/catatan-kuliah-pengantar-oceanografi-minggu-i-v-maret-april-2012/ diakses pada tanggal 4 september 2012
Simbolon , Sumiharjon. 2012 .  Bentuk  Dasar Laut. http://sumiharjons09.student.ipb.ac.id/2012/04/17/bentuk-dasar-laut/ diakses pada tanggal 4 september 2012

Stewart, R.H. 2006. Introduction to Physical Oceanography. Department of Oceanography Texas A&M University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar