PENGARUH
PALUNG JAWA TERHADAP FENOMENA GEMPA BUMI
DI
WILAYAH PANTAI BARAT SUMATERA DAN SELATAN JAWA
oleh : ARNUDIN
230210110044
ABSTRAK
Dasar laut terbentuk
oleh tabrakan batuan angkasa yang membentuk kawah-kawah, kemudian terisi air.
Selanjutnya terjadi pergerakan lempeng tektonik yang membuat morfologi dasar
laut berbeda-beda. Pergerakan lempeng yang terjadi di Indonesia salah satunya
adalah penunjaman lempeng samudera (lempeng Hindia-Austarlia ) kedalam lempeng
Benua (lempeng Eurasia) atau disebut juga dengan subduksi. Akibat yang
ditimbulkan dari peristiwa tersebut adalah terbentuk Palung Jawa, yang
mempengaruhi fenomena gempa bumi di Barat Sumatera dan Selatan Jawa. Aktifitas dan kekuatan seismik di bagian Selatan Jawa relatif
lebih kecil daripada di Barat Sumatera
karena adanya silent zone atau seismic
gap.
kata kunci : Dasar laut, Lempeng tektonik , Subduksi ,
aktivitas seismik
PENDAHULUAN
Indonesia
adalah negara kepulauan dengan wilayah lautan 2/3 dari luas wilayah Indonesia
dan secara fisiografis wilayah Indonesia
dibatasi di sebelah selatan oleh suatu palung laut dalam yang memanjang
dan dapat diikuti mulai dari Burma-Andaman-Sumatra-Jawa hingga ke
Kepulauan Banda di bagian Timur Indonesia, yang merupakan jalur penekukan dan
penyusupan lempeng Hindia-Australia ke bawah lempeng Asia Tenggara.
Proses pergerakan antar lempeng tersebut membuat morfologi dasar laut yang
berbeda-beda. Dengan kondisi tersebut melatarbelakangi bahwa indonesia
mempunyai keunikan tersendiri sehingga patut diteliti oleh para ahli geologi
kelautan. Sama seperti jepang yang sering mengalami gempa bumi, indonesia juga
juga kerap dilanda gempa . Gempa yang timbul biasanya terjadi karena pergerakan
lempeng-lempeng tektonik di dasar laut. Pergerakan lempeng di dasar laut dapat
menghasilkan palung-palung yang berpengaruh terhadap fenomena gempa bumi, salah
satu palung yaitu palung jawa yang mempunyai pengaruh terhadap Indonesia. Alasan
mengapa palung jawa mempunyai pengaruh adalah pengaruhnya terhadap fenomena
seismik yang terjadi di Barat Sumatera dan Selatan Jawa.
ISI
Dasar laut terbentuk
karena pada awal proses pembentukan bumi terjadi tabrakan –tabrakan dengan
batuan angkasa yang begitu dashyat sehingga permukaaan bumi terbentuk
kawah-kawah yang besar , setelah bumi mulai mendingin dan menurunnya aktivitas
vulkanis yang berakibat uap air di atmosfer bumi mulai terkondenasasi dan
terjadilah hujan yang mengenangi kawah-kawah tersebut. Setelah kondisi bumi
relatif stabil, mulai terbentuk lempeng-lempeng yang terus menerus bergerak
sehingga mengakibatkan dasar laut yang terbentuk berbeda-beda. Morfologi dasar
laut terdiri dari beberapa bagian ,yaitu sebagai berikut :
• Ridge dan Rise
Ini
adalah suatu bentuk proses peninggian yang terdapat di atas laut ( sea floor) yang hampir serupa dengan adanya
gunung-gunung di daratan.
• Trench
atau palung
Bagian
laut yang terdalam dengan bentuk seperti saluran seolah-olah
terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua.
• Abyssal
Plain
Daerah
yang relatif tebagi rata dari permukaan bumi yang terdapat dibagian sisi yang
mengarah ke daratan.
• Continetal
Island
Beberapa
pulau yang menurut sifat geologisnya bagian dari massa tanah daratan benua
besar yang kemudian terpisah.
• Island
Arc (kumpulan pulau-pulau)
Kumpulan
pulau-pulau seperti indonesia yang mempunyai perbatasan dengan benua.
• Mid-Oceanic Volcanic Island
• Mid-Oceanic Volcanic Island
Pulau-pulau
vulkanik yang terdapat di tengah-tengah lautan. Terdiri dari pulau-pulau kecil,
khususnya terdapat di Lautan pasifik.
• Atol-atol
Daerah yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian besar tenggelam di bawah permukaan laut dan berbentuk cincin.
Daerah yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian besar tenggelam di bawah permukaan laut dan berbentuk cincin.
• Seamout
dan guyot
Gambar
1. Morfologi dasar laut (sumber : http://sumiharjons09.student.ipb.ac.id dikutip
dari Stewart, 2006 )
Seperti yang telah
dijelaskan diatas palung adalah bagian laut yang terdalam dengan bentuk seperti
saluran seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara
benua. Pengertian lain menyebutkan bahwa palung adalah dasar laut yang dalam ,
memanjang, sempit, dengan lerengnya yang curam. Salah satu palung yang terdapat
di Indonesia adalah Palung Jawa.
Palung Jawa,
panjang total sekitar 5600 km, terentang mulai dari kepulauan Andaman-Nicobar
di barat sampai ke Sumba di timur, memiliki corak yang beragam. Hal ini
disebabkan oleh arah penunjaman dan kecepatan lempeng tidak seragam. Palung
Jawa terjadi akibat adanya interaksi lempeng samudera (disini lempeng
India-Australia yang bergerak ke utara dengan kecepatan 7 cm/tahun ) yang
menunjam di bawah lempeng benua (disini Lempeng Eurasia) atau disebut juga
dengan subduksi (Gambar 2-A).
Gambar
2. Fisiografi Palung Jawa Selatan A.
Tatanan Tektonik Pulau Jawa ; B. Peta Lokasi Survey Citra Sonar ; C. Lokasi
Gunung Bawah Laut ; D. Sebaran Gunung Bawah Laut ; E. Hasil Citra Sonar. (
Sumber : http://geoenviron.blogspot.com )
Ke arah ujung timur palung Jawa, di bagian
Sumba dan Timor, sistem tektonik yang lebih kompleks berkembang disini dimana
yang terjadi bukan lagi penunjaman melainkan tumbukan (collision) antara
busur Banda dengan tepi barat laut kontinen Australia. Dimensi prisma akresi
serta kedalaman palung juga beragam dari barat ke timur seiring dengan
berkurangnya ketebalan sedimen pada lempeng samudera yang menunjam. Selat
Sunda, yang memisahkan Sumatra dan Jawa, merupakan batas geodinamik yang
penting dimana terdapat perubahan sudut penunjaman yang menyolok antara bagian
timur dan baratnya.
Di sebelah barat selat Sunda, aktifitas
gempa umumnya tidak melebihi kedalaman 200 km sedangkan di sebelah timurnya
kedalaman aktifitas gempanya meningkat mendekati 350-500 km. Unsur geodinamik
lain yang dapat mempengaruhi dinamika palung adalah kondisi morfologi permukaan
lempeng samuderanya. Permukaan lantai samudera bisa relatif halus atau kasar
karena adanya tonjolan-tonjolan yang terdiri dari gunung-gunung bawah laut (seamount),
pematang tengah samudera, dan plato basalt. Dengan demikian menjadi tidak
terhindarkan lagi penunjaman lempeng samudera membawa juga seamount atau bentuk
morfologi bawah laut lainnya kedalam palung. Pada palung Jawa yang ada di
dearah pantai Selatan Jawa mempunyai dasar laut atau lantai samudera yang tidak
rata dengan terdapatnya sejumlah seamount (dengan diameter antara 10 sampai 60
km) yang telah menunjam dengan hadirnya Roo Rise sebagai seamount yang terbesar
yang terletak di selatannya. Laju penunjaman lempeng samudera yang terjadi di
daerah pantai selatan Jawa terhambat oleh morfologi bawah laut seperti
seamount.
Gambar 3 . Kumpulan
seamount di sekitar palung Jawa (sumber : http://www.detik77.com )
Gesekan antar lempeng samudera (lempeng
India-Australia) dengan lempeng yang menumpang diatasnya yaitu lempeng benua
(lempeng Eurasia) dapat menimbulkan aktifitas seismik atau gempa tektonik yang
bersumber di permukaan lempeng yang menunjam. Kedalaman sumber gempa tergantung
jarak horisontalnya terhadap sumbu palung, makin menjauhi palung ke arah
daratan sumber gempa akan semakin dalam (deep earthquke) dan sebaliknya
mendekat ke palung gempanya merupakan gempa dangkal (shallow earthquake)
(Gambar-4 B). Oleh karena itu distribusi aktifitas seismik secara spasial dan
temporal di suatu wilayah mencerminkan dinamika palungnya.
Gambar
4. A. Penampang 3D Fisiografi Palung Jawa ; B. Penampang 3D Palung Sebagai
Sumber Gempa (Sumber : http://geoenviron.blogspot.com)
Gambar 5. A. Peta Sebaran Gempa ; B. Peta Sebaran
Gempa Besar ; C.Temporal Gempa (Sumber : http://geoenviron.blogspot.com)
Berdasarkan peta distribusi seismisitas
(Gambar-5A) dapat diidentifikasi lokasi-lokasi yang paling sering mengalami
gempa (ditunjukkan oleh kerapatan titik gempa yang tinggi). Lokasi-lokasi ini
terdapat di ujung utara Sumatra, di utara pulau Simeuleu, tenggara Nias, ujung
selatan pulau Siberut, selatan Jawa Barat, di selatan Jawa antara 107°-110° BT,
dan di baratdaya Sumba. Yang menarik, di Sumatra ternyata seismisitas dangkal
yang bersumber dari palung tidak banyak melampar ke daratan (inland),
sebaliknya di Jawa secara keseluruhan daratan pulau Jawa lebih sering mengalami
gempa dangkal.
Dua faktor penyebabnya kemungkinan adalah:
Pertama, sumber gempa dangkal di Sumatra lebih berasosiasi dengan aktifitas
sesar-mendatar Sumatra; sedangkan di Jawa tidak terdapatnya suatu sistem sesar
utama mengakibatkan gempa dangkal yang terjadi berasosiasi dengan aktifitas
penunjaman lempeng di palung sehingga lebih mungkin ditransmisikan ke seluruh
pulaunya.
Kedua, jarak palung ke daratan di Sumatra
lebih jauh dibandingkan dengan yang di Jawa. Sementara itu jalur gunung api
aktif (yang biasanya berkaitan dengan kedalaman zona subduksi sekitar 100 km)
di pulau Jawa terletak di bagian tengahnya, sedangkan di Sumatra jalur gunung api
aktifnya terletak di sisi barat dekat dengan pantai Samudera Hindia. Hal ini
menyebabkan aktifitas seismik di bagian kontinen yang dangkal lebih besar di
Jawa daripada di Sumatera karena adanya silent
zone atau seismic gap .
KESIMPULAN
Pembentukan dasar laut
terjadi karena adanya tabrakan-tabrakan oleh batuan angkasa sehingga membentuk
kawah-kawah yang kemudian terisi air. Selanjutnya ketika kondisi bumi mulai
stabil , terjadi pergerakan lempeng-lempeng tektonik ,yang kemudian membentuk
dasar laut yang berbeda-beda. Salah
satu bentuk dasar laut yang ada di Indonesia adalah palung. Palung adalah dasar laut yang dalam , memanjang,
sempit, dengan lerengnya yang curam. Salah satu palung yang terdapat di
Indonesia adalah Palung Jawa. Palung Jawa mempunyai pengaruh terhadap peristiwa
seismik yang terjadi di Indonesia khususnya wilayah pantai Barat Sumatera dan
Selatan Jawa. pembentukannya terjadi karena adanya proses subduksi atau
penunjaman lempeng samudera (lempeng Hindia-Austarlia )
kedalam lempeng Benua (lempeng Eurasia). Pada palung Jawa yang ada di dearah pantai
Selatan Jawa mempunyai dasar laut atau lantai samudera yang tidak rata dengan
terdapatnya sejumlah seamount (dengan diameter antara 10 sampai 60 km) yang
telah menunjam dengan hadirnya Roo Rise sebagai seamount yang terbesar yang
terletak di selatannya. Laju penunjaman lempeng samudera yang terjadi di daerah
pantai selatan Jawa terhambat oleh morfologi bawah laut seperti seamount. Aktifitas
dan kekuatan seismik di bagian Selatan Jawa relatif lebih kecil daripada
di Barat Sumatera karena adanya silent
zone atau seismic gap.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim
. 2011. Mengenal Gunung Berapi Bawah Laut (SeaMount) dan Proses Terbentuknya.
http://www.detik77.com/2011/06/mengenal-gunung-berapi-bawah-laut.html
diakses pada tanggal 7 September 2012
Budiyanto.
2012. Catatan Kuliah Pengantar
Oseanografi. http://budiyantoug.wordpress.com/2012/04/15/catatan-kuliah-pengantar-oceanografi-minggu-i-v-maret-april-2012/
diakses pada tanggal 4 september 2012
Hertanto, Hendrik Boby. 2011. Fisiografi palung Jawa dan Fenomena Gunung Bawah Laut. http://geoenviron.blogspot.com/2011/11/fisiografi-palung-jawa-dan-fenomena.html
diakses pada tanggal 7 september 2012
Simbolon , Sumiharjon. 2012
. Bentuk Dasar Laut. http://sumiharjons09.student.ipb.ac.id/2012/04/17/bentuk-dasar-laut/
diakses pada tanggal 4 september 2012
Stewart, R.H. 2006. Introduction to Physical Oceanography.
Department of Oceanography Texas A&M University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar