ARNUDIN
230210110044
KELOMPOK
4 (DELTA DI PULAU KALIMANTAN)
DELTA SUNGAI RAJANG
Pendahuluan
Laut dan Sungai merupakan dua tempat yang yang mempunyai
perbedaan karakteristik, seperti dilihat dari parameter fisika, biologi ,
maupaun kimia. Tetapi keduannya terlibat dalam proses yang terjadi di daerah
pertemuan antara kedua tempat tersebut, yaitu Muara sungai. Salah satu proses
yang terjadi di muara sungai adalah pengendapan sedimen. Akibat adanya
pengendapan sedimen di muara akan mengakibatkan terjadinya penumpukan material
sedimen yang membentuk daratan, atau yang sering kita sebut dengan nama delta.
Pengertian
Delta
Delta adalah sebuah lingkungan transisional yang dicirikan
oleh adanya material sedimen yang tertransport lewat aliran sungai ( channel ) , kemudian terendapkan pada
kondisi di bawah air ( subaqueous ),
pada tubuh air tenang yang diisi oleh aliran sungai tersebut, sebagian lagi
berada di darat/subaerial. Delta terbentuk di hampir semua benua di dunia
kecuali di Antarika dan Greenland, yang daerahnya tertutup salju ), dimana
terdapat pola penyaluran sungai dengan dimensi yang luas dan jumlah material
sedimen yang besar. Pada umumnya, delta akan terbentuk apabila material sedimen
dari daratan yang terangkut lewat sungai dalam jumlah yang besar masuk ke dalam
suatu tubuh air yang tenang (standing body water). Sebagian material yang
terendapkan di muara sungai tersebut terendapkan pada kondisi subaerial. Proses
pengendapan pada delta menghasilkan pola progradasi yang menyebabkan majunya
garis pantai. Litologi yang dihasilkan umumnya mempunyai struktur gradasi
normal pada fasies yang berasosiasi dengan lingkungan laut (marine facies) (Syawal, 2012). Dalam
pembentukan delta, material sedimen yang dibawa oleh sungai merupakan faktor
pengontrol utama. Salah satu daerah dengan berbagai macam penemuan tentang
delta adalah Asia Tenggara.
Keberadaan
Delta Sungai Rajang di Pulau Kalimantan
Asia Tenggara merupakan lokasi banyak ditemukan sistem delta
yang terbentuk (seperti, Baram, Mekong, Mahakam, Rajang, Sabah, Irrawady, dan
sebagainya). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa empat
besar pulau yang memiliki delta terbanyak adalah Pulau Papua (125 delta), Pulau
Jawa dan Pulau Sulawesi (masing-masing 40 delta), Pulau Kalimantan (19 delta),
dan Pulau Sumatera (16 delta). Delta tersebut terbentuk akibat pengaruh sungai,
pasang surut, gelombang , ataupun terbentuk secara alami selama jutaan tahun
yang lalu. Dari beberapa delta yang telah disebutkan diatas, Delta yang
terdapat di Pulau Kalimantan atau Borneo adalah Delta Rajang, Delta Baram,
Delta Sabah,Delta Mahakam, dan sebagainya (Purnama dkk, 2013).
Sungai Rajang merupakan sungai yang terpanjang ke empat di
Kalimantan dan sungai terpanjang di Malaysia. Sungai ini terletak di Serawak,
Malaysia. Panjangnya 563 km dari Banjaran Iran di tengah pulau Kalimantan ke
Laut Cina Selatan di utara Bandaraya Kuching. Sungai ini dapat digunakan
sebagai sarana transportasi sampai ke Kapit dengan memakai perahu-perahu dan
kapal motor. Di lembah sungai Rajang, hidup berpuluh-puluh sub-suku bangsa
pribumi Serawak yaitu suku Dayak. Di daerah muara atau hilir sungainya banyak
terbentuk sistem delta salah satu deltanya adalah delta Rajang. Delta Rajang
adalah salah satu delta yang tersusun dari deposit gambut, gambut ini akan
terbentuk akibat pengendapan sedimen.
Karakteristik
Delta Sungai Rajang
Dataran holosen dari delta sungai Rajang yang terbentuk
mempunyai luas sekitar 6.500km2 terjadi di kawasan beriklim tropis
dengan karakteristik dataran berupa lahan gambut. Proses pengendapan sedimen di
sungai Rajang umumnya terjadi selama musim kering atau tingkat intensitas
hujannya rendah, sehingga proses pengendapan sedimen lebih capat dan penumpukan
material sedimen kearah muara lebih tebal sehingga dapat membentuk delta. Delta
Rajang didominasi oleh sedimen Cretaceous yang terbentuk selama masa eosen. Ketebalan
delta Rajang lebih dari 3 m, dengan penampang permukaan yang membentuk kubah
atau menonjol ke permukaaan (Staub &
Gastaldo, 2003).
Berdasarkan faktor pembentukannya, delta Rajang termasuk
kedalam tipe atau jenis delta yang terbentuk akibat proses pasang surut atau
akibat dominasi pasang surut. Muara sungai yang termasuk kedalam area delta,
dimana tingkat pasang surut tinggi, sehingga aliran balik (yang terjadi dalam distributary channel selama kondisi
banjir dan surut) kemungkinan akan terjadi sumber energi utama yang memisah
sedimen. Komposis meterial sedimen yang terdapat di Delta Sungai Rajang ,
umumnya di dominasi oleh Mud and Silt (
lumpur dan tanah lempung). Ada 3 jenis
tipe sedimen lain yang terdapat di Delta Sungai Rajang yang diamati pada
vibraceros dari sampel bentuk bar (lapisan dari atas ke bawah) di Delta Sungai
Rajang pada bagian delta plain dan alluvial valley channel . ketiga tipe
tersebut, yaitu lapisan lempung dengan warna kuning kecoklatan sampai gelap
hijau-zaitun, lapisan pasir cross -
bedded dengan warna coklat keabu – abuan dan lapisan pasir flasser – bedded dengan warna coklat
keabu – abuan. Semua tipe yang telah dijelaskan tersebut banyak mengandung
lapisan detritus organik. Lapisan lempung umumnya dijumpai pada lapisan permukaan
dengan kedalaman beberapa meter sedangkan untuk lapisan pasir cross- bedded dan flasser – bedded biasanya ditemukan pada kedalaman yang lebih dalam (Staub, 2000) .
Selam musim kemarau wilayah hulu di daerah ini, proses
fluvial mendominasi transportasi dan sedimen di daerah hilir umumnya diangkut
dari hulu dengan tingkat turbiditas atau kekeruhan maksimum. Kekeruhan maksimum
di Rajang distributary channels
terjadi selama periode debit dari pasang surut yang rendah atau berkurang. Hal
tersebut terjadi bersamaan dengan daerah channel
dimana beting lumpur luas dan pasang surut data telah berkembang (Staub, 2000) .
Gambar 2. Lokasi Delta Sungai Rajang, Serawak , Malaysia dan
drainase serta ketebalan delta
(Sumber:
Staub et al, 2000)
Vegetasi
Di Delta Sungai Rajang
Berdasarkan komposisi meterial sedimen di delta Sungai
Rajang, maka vegetasi yang hidup di sekitar kawasan delta Rajang adalah di
dominasi oleh kelompok mangrove dengan suksesi umum Avicennia – Rhizophora – Nipa – Oncosperma yang saling berurutan
dan semakin berkurangnya toleransi terhadap salinitas. Kelompok Nipa mendominasi
area delta plain di bagian barat daya (Staub
& Gastaldo, 2003).
Delta
Front dan Sedimen Prodelta
Pada kedalaman 3 m sampai dengan 25 m di bawah pengaruh
pasang spring rendah , delta front dan sedimen prodelta bertemu. Sedimen ini terdiri
dari lempung, lumpur ataupun lempung dan pasir. Pada titik ini merupakan titik
yang banyak mengandung mud sebagai
hasil transportasi akhir sedimen dari sungai. Transportasi langsung sedimen ke delta front dan prodelta terjadi
terutama selama musim basah atau hujan dan hasilnya akan terdeposisi menjadi
lapisan sedimen tahunan atau verves. Delta
front dan sedimen prodelta mengandung berbagai macam kelompok foraminifera yang
ditemukan sama seperti di delta Sungai Mahakam. Salah satu ciri sedimen pada
prodelta adalah bioturbation. Pada sedimen ini juga terdapat bioturbation. Proses
bioturbasi akan membentuk liang-liang pada sedimen (Staub & Gastaldo, 2003).
Gambar 3. Sebaran sedimen lumpur Delta Sungai Rajang dan
perdedaan karakter antara Delta Sungai Rajang dan Delta Baram (sumber : http://www.sciencedirect.com )
Daftar Pustaka
Purnama, Yudi
dkk. 2013. Identifikasi Karakter Delta di
Asia Tenggara bagian Selatan dan Papua Nugini dengan Metoda Pengindraan Jauh.
http://www.gda.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=62&Itemid=91
diakses pada tanggal 27 Mei 2013
Staub, J. 2000. Seasonal sediment transport and
deposition in the Rajang River delta, Sarawak, East Malaysia. Sedimentary
Geology 133 , 249–264.
Staub, J., & Gastaldo, R. A. 2003. Late
Quarternary Sedimentation and Peat Develompment in the Rajang River Delta ,
Serawak, East Malaysia. Tropical deltas of Southeast Asia-Sedimentation,
Stratigraphy, and Petroleum Geology , 71-87.
Syawal,
Rizqi. 2012. Lingkungan Pengendapan
Delta. http://syawal88.wordpress.com/2012/11/06/lingkungan-pengendapan-delta/
Diakses pada tanggal 28 Mei 2013